Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 25, 2014

Batas aman kurangi kalori

Ketika bertujuan mengurangi berat badan, kalori yang dimakan perlu lebih sedikit daripada yang dikeluarkan. Namun mengurangi kalori bukanlah sesuatu yang sederhana, pasalnya tubuh tetap membutuhkan kalori. Jadi berapakah batas aman mengurangi kalori? Menurut Kathleen Zelman, ahli gizi sekaligus kontributor untuk situs kesehatan  webMD, mengurangi kalori lebih besar dari 1.050-1.200 perhari justru kontraproduktif. Alasannya, kondisi tersebut akan mengurangi massa otot. Padahal otot dapat membantu tubuh untuk meningkatkan metabolisme sehingga tubuh pun dapat membakar kalori lebih banyak. "Ketika Anda makan terlalu sedikit kalori, selain kehilangan lemak, Anda juga akan kehilangan massa otot yang berharga," ujarnya. Maka, Zelman pun menyarankan agar pengurangan kalori tidak lebih dari 500 kalori perharinya. Melalui cara itu, per minggunya, tubuh akan mengurangi sekitar 450 gram berat badan atau sekitar dua kilogram setiap bulannya. Senada dengan Zelman, dokter spesialis

Kebiasaan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan membantu menurunkan tekanan darah

         Kebiasaan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan terbukti banyak manfaatnya bagi kesehatan, salah satunya adalah membantu menurunkan tekanan darah. Riset terbaru para ahli asal Jepang mengindikasikan, pola makan yang didominasi sayur dan buah-buahan (vegetarian) dapat membantu mengendalikan tensi darah. Hasil tinjauan terhadap 7 uji klinis dan 39 penelitian melibatkan 22 ribu responden menyatakan, mereka yang menerapkan diet vegetarian memiliki tensi darah yang jauh lebih rendah dibanding yang menyantap daging. Bila dirata-rata, penurunan tensi dari berbagai penelitian itu berkisar antara 5 hingga 7 milimeter merkuri (mm/Hg) untuk sistolik, dan antara 2 hingga 5 mm/Hg  untuk diastolik. Walau hasil penurunannya tak besar, namun ini cukup untuk mengurangi risiko serangan jantung. Penurunan tekanan diastolik  hingga 5 mm Hg, menurut para ahli, berkaitan dengan penurunan risiko 9 persen kematian akibat jantung koroner dan 14 persen risiko lebih rendah kematian akibat stroke.

KISAH anak-anak dari keluarga kurang mampu yang berhasil menembus perguruan tinggi

        KISAH anak-anak dari keluarga kurang mampu yang berhasil menembus perguruan tinggi sudah sering kita dengar. Seperti dialami Raeni, anak tukang becak yang meraih IPK 3,96 di Universitas Negeri Semarang. Ia bahkan mendapat tawaran kuliah S-2 ke Inggris. Setiap kali ke daerah pertanian, saya sering menemukan petani yang melakukan segala upaya agar anak-anaknya jangan lagi jadi petani, dengan menyekolahkan anaknya menjadi sarjana. Namun, sukseskah mereka memutus mata rantai kemiskinan? Bukankah pada statutanya kini PTN BH wajib memberikan beasiswa 20 persen untuk kalangan kurang mampu? Aliran kognitif Kesadaran afirmatif, memberi akses pendidikan seperti di atas bukan hanya ada di sini. Harusnya kita percaya sekolah bisa menjadi anak tangga yang bagus untuk memutus mata rantai kemiskinan. Pendapat umum mengatakan keluarga miskin melahirkan generasi-generasi yang sama miskinnya karena ketiadaan akses untuk mencapai pendidikan yang tinggi. Polanya begini: seorang an