Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu
proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat
0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F)
selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia" melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan
akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8
Penyebab terjadinya Global warming atau Pemanasan global
1. Efek rumah kaca
2. Efek umpan balik
3. Variasi Matahari
Proses terjadinya Global warming
Terjadinya efek rumah kaca
pancara radiasi matahari masuk melalui atmosfer ke permukaan bumi, sebagian
besar radiasi tersebut diserap oleh permukaan bumi dan sebagian lainnya
dipantulkan kembali ke atmosfer dalam bentuk radiasi inframerah panas. Radiasi
inframerah tersebut diserap dan dipancarkan kembali oleh gas-gas rumah kaca
yang berada di atmosfer, gas-gas rumah kaca tersebut seperti selimut tipis yang
memberikan efek rumah kaca yaitu efek yang memanaskan permukaan dan bagian
bawah atmosfer sehingga bumi cukup hangat untuk ditinggali mahluk hidup.
Apabila selimut tersebut menjadi tebal, maka makin banyak radiasi infra merah
yang terperangkap di atmosfer sehingga terjadi peningkatan pemanasan di
atmosfer.
A.
Efek Rumah Kaca
Efek
rumah kaca,
yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit
(terutama planet atau satelit) yang
disebabkan oleh komposisi dan keadaanatmosfernya
Efek rumah
kaca terjadi karena dua hal yaitu : efek rumah kaca alami yang terjadi secara
alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas
manusia.
Efek rumah
kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan
gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar
organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
menyerapnya.
Energi
yang masuk ke Bumi:
·
25%
dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
·
25%
diserap awan
·
45%
diserap permukaan bumi
·
5%
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi
yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan
permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO2 dan
gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek
rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas
CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa
organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas
tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
.
Efek Umapan Balik
Umpan-balik
adalah sebuah proses awal di dalam iklim yang menyebabkan perubahan pada sebuah
proses lain di dalam iklim, yang kemudian berpengaruh pada proses awal.
mencairnya
salju dan es, memperlihatkan tanah yang lebih gelap atau lapisan air di
bawahnya. Tanah atau air ini sekarang akan menyerap lebih banyak tenaga
matahari, ketimbang merefleksikannya kembali ke angkasa. Hal ini
menyebabkan pemanasan. Jika menghangat, maka akan terjadi lebih banyak
pencairan, lebih banyak energi terserap dan kemudian lebih banyak penghangatan
dan seterusnya. Hal ini merupakan umpan-balik positif.
Ada banyak
mekanisme umpan-balik pada sistem iklim yang dapat meningkatkan (‘umpan-balik
positif’) atau mengurangi (‘umpan-balik negatif’) perubahan iklim Bumi.
Berikut adalah dua contoh:
Uap air: umpan-balik uap air adalah
positif. Dengan menghangatnya atmosfer karena meningkatnya tingkat gas
rumah kaca, konsentrasi uap air meningkat. Karena uap air adalah gas
rumah kaca, pada akhirnya akan menimbulkan lebih banyak penghangatan.
Umpan-balik ini mungkin cukup kuat untuk meningkatkan sekitar dua kali lipat
efek rumah kaca hanya karena penambahan CO2.
Lapisan
awan: Awan dapat
memperkuat (meningkatkan – umpan balik positif) atau memperlemah (mengurangi –
umpan balik negatif) pemanasan. Awan secara efektif menyerap radiasi
infra merah yang dilepaskan oleh Bumi, meradiasikan kembali energi (panas) ke
tanah dan dengan demikian mengerahkan efek rumah kaca, menghangatkan
Bumi. Namun, awan dapat juga merefleksikan keluar energi matahari yang
masuk, mendinginkan Bumi.
Sebuah
perubahan pada hampir setiap aspek pada awan, seperti tipe, lokasi, kandungan
air, ketinggian awan, ukuran dan bentuk partikel, atau umur hidup, mempengaruhi
tingkatan apakah awan menghangatkan atau mendinginkan Bumi. Beberapa
perubahan memperkuat pemanasan, sementara yang lain memperlemah.
Variasi matahari
Variasi Matahari adalah perubahan
jumlah energi radiasi yang dipancarkan oleh Matahari. Terdapat beberapa
komponen periodik yang memengaruhi variasi ini, yang terutama adalah siklus Matahari 11-tahunan (atau
siklus bintik hitam Matahari), selain fluktuasi-fluktuasi lainnya yang tidak
periodik. Aktivitas Matahari diukur dengan menggunakan satelit selama beberapa
dekade terakhir setelah pada waktu sebelumnya pengukuran dilakukan melalui
variabel-variabel 'proksi'. Para ilmuwan iklim tertarik untuk
mengetahui apakah variasi Matahari berpengaruh terhadap Bumi.
Variasi dalam total solar irradiance (TSI) sebelumnya tidak dapat diukur
atau dideteksi hingga era penggunaan satelit, walaupun sebagian kecil panjang
gelombang ultraviolet bervariasi beberapa
persen. Output total Matahari yang telah diukur (selama 3 kali periode siklus
bintik hitam 11-tahunan) menunjukkan variasi sekitar 0,1%[1][2] atau sekitar 1,3 W/m2 dari maksimum ke minimum selama siklus
bintik hitam 11-tahunan. Jumlah radiasi Matahari yang diterima
permukaan luar atmosfer Bumi sedikit
bervariasi dari nilai rata-rata 1366 watt per meter persegi
(W/m2).[3]
Fenomena variasi Matahari dikombinasikan
dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah
memberikan beberapa efek perubahan iklim, sebagai contoh
selamaMaunder Minimum. Sebuah studi tahun 2006 dan review dari
beberapa literatur, yang dipublikasikan dalam Nature, menyatakan bahwa
tidak terdapat peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari sejak
1970, dan bahwa perubahan output Matahari selama 400 tahun terakhir kecil
kemungkinannya berperan dalam pemanasan global. Perlu ditekankan, laporan
tersebut juga menyatakan "Selain tingkat "keterangan" Matahari,
hal-hal lain yang dapat memengaruhi iklim seperti radiasi sinar kosmik atau
sinar ultraviolet Matahari tidak dapat dikesampingkan, kata penulis tersebut.
Akan tetapi, pengaruh-pengaruh lain ini belum dapat dibuktikan, tambah mereka, karena
model-model fisik untuk efek-efek ini masih belum sempurna dikembangkan."[4]
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa
variasi dari matahari,
dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan,
dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Pada tahun 2006,
sebuah tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa
mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan" dari matahari pada seribu tahun
terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07%
dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir.
*gambar
variasi matahari selama 30 tahun terakhir
3.
Dampak
Iklim
mulai tidak stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa
selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern
Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan
daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara
tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak
akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang
ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam
akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan
cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembap
karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Kelembapan yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap
derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat
sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini[22]. Badai akan menjadi lebih
sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa
daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih
kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane)
yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin
mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
Contoh nya
- daerah bagian Utara
dari belahan Bumi utara akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di Bumi.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan
daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara
tersebut
- Angin akan bertiup lebih
kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai yang memperoleh
kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
- air akan lebih cepat menguap
dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya.
Peningkatan peemukaan laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan
permukaan lautan juga akan menghangat,
sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan
juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitarGreenland, yang lebih
memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 –
25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi
peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inci) pada abad ke-21.
Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup
yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah
dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke
arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya,
mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi
terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan
ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh
kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan
musnah.
Gangguan sosial
dan politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan
munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang
panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul
kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca
yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematianakibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai
dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti:diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak
pada penyebaran penyakit melalui air (waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne
diseases). Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya
ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak.
Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih
resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut.
Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah
akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini.
hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (climate change) yang bisa
berdampak kepada peningkatan kasus penyakittertentu seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim
hujan tidak menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh
pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne
disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang
tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit
saluran pernapasan seperti asma,alergi, coccidioidomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
4. pengendalian
Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan
berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang
untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu
populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara,
seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan
tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan
tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara
perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang
lebih dingin.
Ada
dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua,
mengurangi produksigas rumah kaca
Menghilangkan
karbon
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah
dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi.
Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak,
memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan
karbon dalamkayunya. Di seluruh dunia,
tingkat perambahan hutan telah mencapai level
yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit
sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang
lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah
untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam
mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbon dioksida juga dapat
dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas
tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke
permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa
dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak,
lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah
dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, dimana karbon dioksidayang terbawa ke
permukaan bersama gas alam ditangkap dan
diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke
permukaan.
Komentar
Posting Komentar
untuk mengomentari gunakan kata-kata baik